4 SEBAB MASALAH RUMAH TANGGA
Beberapa waktu terakhir, saya banyak sekali dapat curhatan seputar masalah Rumah Tangga, Mulai dari yang ringan sampai berat. Namun apapun masalahnya, ternyata benang merahnya tetaplah sama. Maka kali ini, izinkan saya berbagi dan membahas bab masalah ini. Karena suka atau tidak, pernikahan juga adalah ibadah. Bahkan ibadah yang terlama. Tidak seperti sholat yang hanya 5-10 menit. Tapi memakan waktu bahkan puluhan tahun. Dan hal ini harus dilakukan dengan ilmu. Karena pernikahan adalah Sunnahnya Rasulullah.. maka seharusnya, ini menjadi sebuah bentuk kebaikan. Disamping itu, pernikahan Alloh desain sebagai salah satu sebab datangnya ketenangan.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum: 21)
Nah, kalau sampai kemudian menikah kok jadi pusing, jadi gelisah dan penuh masalah. Maka berarti ada yang salah. Dan saya akhirnya melihat.. Ada 4 Sebab utama kenapa pernikahan jadi sebab masalah sebagian besar manusia.
1. Tidak adanya tarbiyah (pendidikan Agama) di dalam rumah tangga.
Kawan-kawan, perlu disadari.. Pernikahan adalah bertemunya dua orang dengan latar belakang yang berbeda. Keluarga yang berbeda, cara mendidik yang berbeda, prinsip dan sudut pandang yang berbeda pula. Maka perlu disadari bahwa ternyata, Starting Point masing-masing tidaklah sama.
Di sinilah perlu adanya Tarbiyah. Masing-masing harus mau sama-sama belajar Agama, khususnya dalam bab urusan Pernikahan. Meneladani rumah tangga Rasulullah Sholalllahu’alaihi wassalam lewat Siroh beliau. Rumah Tangga para sahabat dan salafus shalih. Juga kemudian pedoman-pedoman pernikahan yang seharusnya dipakai.
Dan ini butuh ilmu. Tidak bisa kita beranggapan bahwa dengan menikah, seseorang lalu bisa menjadi Istri atau menjadi suami secara otomatis. Secara status benar. Tapi secara mental dan pengetahuan belum tentu.
Contoh saja, masih saja ada yang mempermasalahkan urusan pembagian harta. Masih bermasalah dalam urusan siapa yang harus mencari nafkah, mendidik anak, bagaimana batasan hubungan dengan orangtua dan orang lain di luar rumahtanggannya. Hal-hal ini adalah bukti bahwa ternyata masih banyak yang belum mengetahui aturan main Rumah Tangga seperti yang sudah diajarkan agama. Masih ada yang terbawa dengan kebiasaan didikan keluarganya, prinsip masa lalu dan seterusnya.
Maka hampir-hampir saya menyaksikan, mereka yang Rumah tangganya bermasalah adalah mereka yang sama-sama tidak ngaji, tidak punya guru tempat belajar. Khususnya laki-lakinya. Karena kewajiban memberikan pendidikan kepada keluarga, sebenarnya adalah Tanggungjawab Laki-laki.
Tidak banyak laki-laki yang punya waktu khusus memanggil istrinya untuk duduk di hadapannya kemudian membahas satu ilmu atau menceritakan satu kisah penguat hati yang sekaligus dijadikan sebagai landasan belajar berumah tangga. Sehingga saat ada masalah, mereka sama-sama tidak tahu cara penyelesaiannya. Karena tidak punya pedoman atau kiblat bersama bagaimana seharusnya seorang muslim menyelesaikan.
So, langkah pertama ini wajib dilakukan.. Yuk Ngaji bareng suami, bareng istri. Agar ketika ada ujian dalam rumah Tangga, ada solusi yang sama-sama disepakati dan diikuti.
2. Kurang panjang dalam Syukur dan Sabar.
Ini mungkin perkara klasik. Tapi bener terjadi. Banyak yang kemudian keluarganya rusak lantaran kurang panjangnya Syukur dan Sabar. Tidak bersyukur atas apa yang ada pada pasangan. Dan kurang sabar saat ingin memperbaiki pasangan. Saya mungkin tidak akan banyak bahas yang ini, sebab kawan-kawan mungkin sudah kenyang dengan nasihat sabar dan syukur. Tapi saya hanya ingin mengajak merenung saja.
Apakah kehidupan rumah tangga kita sesusah nabi Ayyub ‘Alaihissalam, yang laki-lakinya berpenyakit tahunan hingga tak bisa bekerja dan sampai semua orang menjauh jijik?? Lalu kenapa masih susah bersyukur??
Apakah pasangan kita sedurhaka Fir’aun atau Istri Nabi Nuh, sampai kita terlalu gampang menyerah dan tidak sabar mendoakan yang baik untuk mereka, dan menemani mereka jadi baik??
Apakah ujian kita seperti Nabi Ibrahim yang lama tak punya anak keturunan, dan diuji untuk menyembelih anaknya??
Kawan-kawan.. bisa jadi keluarga kita menyerah kalah, sebab lantaran terlalu cepat menyerah. Dan kurang luas rasa syukurnya. Saya tidak akan bahas ini terlalu dalam.. antum tahu dengan persis solusi yang satu ini. Yaitu, menautkan hati kepada Alloh. Tanpa itu, hatimu tak akan kuat untuk bersabar dan bersyukur.
3. Ketidakmampuan menjaga apa yang terjadi di dalam rumah tangga dari pihak luar.
Ini juga punya dampak yang luar biasa. Saya belajar, bahwa hampir sebagian besar masalah kadang muncul dari sini. Masalah keluarga terekspose keluar, sehingga semua jadi bisa mengomentari. Ingat, bahwa ketika sudah menikah, maka semua hal dibalik pintu rumah haruslah kita jaga baik-baik. Bahkan kepada orangtua kita sekalipun. Sebab bagaimanapun, beliau sudah termasuk diluar keluarga inti kita.
Dan namanya orang tua, kadang punya sifat yang tidak objektif jika sudah menyangkut anaknya. Pasti masing-masing akan membela anaknya. Dan ini jadi sebab awal terkadang problem rumah tangga. Itulah sebabnya, Rasulullah menyarankan untuk pisah Rumah dengan orang tua jika sudah menikah.
• Karena terkadang, ada laki-laki yang tidak berhasil mendidik istrinya karena sungkan dengan mertua, sebab tinggal di satu atap.
• Ada istri yang tak bebas mengelola rumah tangga sebab sungkan dengan ibunya suami. Dan seterusnya.
Itu dengan orangtua, belum lagi dengan orang lain yang lebih luar lagi. Teman, tetangga, sahabat atau siapapun mereka. Jangan mudah membiarkan cerita rumah tanggamu keluar dari pintu rumahmu. Sebab salah satu cara memperbaiki keluarga atau pasangan, adalah dengan tetap menjaga aibnya.
Hanya jika antum sedang mencari solusi kepada orang alim yang amanah saja, baru silahkan menceritakan urusan rumah tanggamu, misalnya guru antum atau orang yang antum anggap sholeh dan berilmu. Namun, jika hanya karena alasan ingin curhat semata, jangan pernah biarkan urusan rumah tangga kita keluar rumah. Apalagi dijadikan bahan nulis status sosial media.
4. Halal haramnya Rezeki
Ini, tak boleh juga diabaikan. Ternyata, “panasnya” keluarga, bisa juga disebabkan karena ada harta haram yang kita makan. Maka bagi para suami khususnya, saya mengingatkan betul untuk menjaga urusan yang satu ini. Jika kita membawa pulang yang haram. Dan yang haram itu termakan oleh anak istri kita. Dan darinya tumbuh daging yang ada di dalam tubuh, jadi darah, dan sebagainya. Maka karakter pun akan terpengaruhi.
Mudah marah, tidak sabaran, tidak senang dengan nasihat dan kebaikan, tidak suka ngaji, tidak mau taat, dan seterusnya. Ini adalah efek dari rezeki haram yang ada di dalam rumah. Maka, siapapun antum yang berumah tangga. Berhati-hatilah betul dalam urusan ini. Karena urusan yang haram, menjadikan media bagi setan untuk bisa menggoda manusia.
Maka Rasululloh mengajarkan kita doa..
اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allohummakfini bihalalika 'an haramik wa aghnini bifadhlika amman siwak.
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
Semoga, keluarga kita terhindar dari segala masalah dan ujian yang berat. Dan kalaupun diuji, semoga kita masih dengan mudah menyelesaikannya. Ingat selalu untuk mengembalikan urusan kepada Alloh. Dan pakai cara-cara agama untuk menyelesaikan setiap persoalan. Agar hati tenang, dan pernikahan jadi ibadah.
Aamiin....
Sumber: DAKWAH ISLAM
0 Response to "4 SEBAB MASALAH RUMAH TANGGA"
Post a Comment