BAHAGIA
Setiap manusia menghendaki kehidupan yang bahagia. Tidak ada satupun manusia yang ingin hidup susah, gelisah, dan tidak merasakan ketentraman. Akan tetapi setiap manusia memiliki prinsip dan cara pandang yang berbeda dalam mengukur kebahagiaan. Karena yang paling memengaruhi seseorang dalam mengukur kebahagiaan adalah prinsip dan pandangan hidup yang dipijakinya.
Bahagia itu sendiri memiliki banyak versi. Ada yang mengatakan ketika dia kaya, dia akan bahagia, dan ada juga yang hanya tercukupi saja dia sudah bahagia. Mungkin seorang anak akan merasa bahagia jika dibelikan permen, atau orang tua akan bahagia jika ada anak yang mendoakannya, atau seorang kakak bahagia bermain dengan adiknya, dan lain sebagainya.
Ada banyak versi bahagia menurut masing-masing orang yang merasakan, meskipun sebenarnya bahagia itu ada pada rasa syukur yang harus dimiliki. Karena kebahagiaan dalam hidup tidak dapat diukur dengan materi. Melainkan hanya dapat diukur dari hati.
Sebetulnya bahagia itu mudah dan sederhana. Tapi ada yang terkadang terlupa, yaitu bagaimana menjadikan bahagia itu menjadi sesuatu yang mudah. Sejatinya, rasa bahagia, sedih, marah, adalah fitrah manusia yang senantiasa hadir dan menghiasi dalam kehidupan kita.
Menjadi bahagia itu mudah, kuncinya perbanyaklah bersyukur atas apa yang sudah Allah tetapkan untuk kita. Dan menjadikan diri ini ikhlas dan ridha apabila yang kita usahakan tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Sebab yang menjadikan seseorang itu selalu rumit dan tak bahagia menjalani hidupnya terkadang adalah moodnya, keinginannya, dan besarnya ego untuk selalu mencicipi hidup orang lain.
Bukan karena takdir Allah سبحانه وتعالى ataupun karena besarnya ujian dari Allah سبحانه وتعالى, hanya saja terlalu bodohnya kita dalam menyadari syukur sebenarnya adalah satu-satunya jalan memperoleh kebahagiaan.
Sebab, bila hati sadar sesadar-sadarnya bahwa jalan satu-satunya adalah bersyukur dan selalu sederhana dalam menjalani hidup, maka sudah tentu hidup kita akan senantiasa tersanding oleh kebahagiaan.
Maka, berhentilah untuk menginginkan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain, karena belum tentu kebahagiaan orang tersebut apabila menjadi kebahagian kita akan benar-benar membuat kita merasa bahagia seutuhnya.
Sebab, tak sedikit dari kita yang awalnya mengingini sesuatu yang dimiliki orang lain, tetapi setelah memiliki sendiri maka ia tak sebahagia seperti orang yang diingini kebahagiannya. Kenapa? Karena setiap orang mempunyai porsi kebahagiaan tersendiri dari Allah سبحانه وتعالى.
Jadikan lah ketakwaan kepada Allah sebagai ladang untuk kita meraih kebahagiaan yang sesungguhnya.
“…dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung (bahagia).”
(Q.S. Al-Baqarah: 189)
Bagaimanapun versi kita meraih kebahagiaan itu. semoga kebahagiaa yang kita dapatkan tidak melalaikan kita dari Allah.
Barakallahu fiikum.
Sumber: DAKWAH ISLAM
0 Response to "BAHAGIA"
Post a Comment