Diam: Jalan Menuju Hikmah dan Kebijaksanaan
Diam sering kali dipandang sebagai tanda kelemahan atau ketidaktahuan. Namun, dalam Islam, diam adalah salah satu bentuk kebijaksanaan yang memiliki manfaat besar, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah pernah berkata:
"Jika kalian melihat seseorang yang banyak diam, dan lari dari orang-orang maka dekatlah kepadanya, karena ia akan mentalqinkan (mengajarkan) hikmah."
(At-Tabshirah 2/289)
Pernyataan ini mengajarkan kita bahwa diam bukanlah sekadar menghindari pembicaraan, melainkan sebuah tanda kebijaksanaan dan kedalaman ilmu.
Keutamaan Diam dalam Islam
-
Menjaga Lisan dari Kesalahan
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ucapan yang tidak bermanfaat atau menyakiti orang lain sebaiknya dihindari, karena setiap kata yang keluar dari lisan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. -
Diam sebagai Bentuk Tafakur
Orang yang banyak diam biasanya memiliki kecenderungan untuk berpikir lebih dalam, merenungi makna kehidupan, serta memahami perintah dan larangan Allah. Hal ini membuat mereka lebih bijaksana dalam bertindak dan berbicara. -
Menunjukkan Kedewasaan dan Kesabaran
Seseorang yang mampu mengendalikan lisannya adalah orang yang memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi. Tidak semua hal harus dikomentari atau dibahas, terutama jika tidak membawa manfaat. -
Diam Menarik Ilmu dan Hikmah
Orang-orang yang banyak diam cenderung lebih peka dalam mengamati keadaan sekitarnya dan memahami makna di balik suatu peristiwa. Itulah mengapa dalam banyak kesempatan, orang-orang bijak lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Kapan Sebaiknya Kita Diam?
- Saat berada dalam perdebatan yang tidak bermanfaat
- Ketika merasa marah dan emosi sedang memuncak
- Ketika tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu hal
- Saat ingin menghindari ghibah atau perkataan yang dapat menyakiti orang lain
Kesimpulan
Diam bukan berarti lemah atau tidak berdaya, justru diam adalah tanda kebijaksanaan dan kedewasaan. Dalam banyak kasus, diam dapat menyelamatkan seseorang dari dosa lisan dan memberikan ruang untuk berpikir lebih jernih. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk lebih banyak mendengar, berpikir sebelum berbicara, dan hanya mengucapkan kata-kata yang bermanfaat.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga lisan dan memperoleh hikmah melalui diam. Aamiin.
0 Response to "Diam: Jalan Menuju Hikmah dan Kebijaksanaan"
Post a Comment