ADAB ORANG BERILMU
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,,menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada ALLAH…”
(QS.Ali-Imran :110)
Menjadi umat pilihan yang mendapatkan keuntungan lebih banyak dari umat lain adalah suatu anugrah dari ALLAH. Umat Islam adalah umat yang paling istimewa,,salah satunya adalah dengan disempurnakannya agama Islam sebagai agama samawi yang di-ridhai oleh ALLAH...
Di sisi lain ada orang" Islam yang lebih baik dari orang" Islam itu sendiri yaitu orang" yang menyeru kepada kebaikan dan menjauhi kepada keburukan. Mereka adalah para alim ulama yang memiliki ilmu yang sangat mumpuni dan ke hujjah-annya tidak diragukan lagi...
Kata" yang perlu digaris bawahi adalah ilmu,,karena semua orang memiliki ilmu tapi tidak semua orang menjadikan ilmu tersebut bermanfaat bagi dirinya dan orang lain...!!!
Ilmu ialah hal yang sangat berharga di dunia ini. Ilmu sebagai alat untuk menilai baik dan buruk,,benar dan salah,,halal dan haram. ALLAH Dzat yang ilmunya tidak ada sekutu dan ilmunya paling luas,,DIA menunjukan tanda" keluasan ilmunya dengan mengajarkan Nabi Adam berbagai macam nama" yang ada di jagad raya. Lalu disebutkannya nama" yang telah diajarkan oleh ALLAH kepada Malaikat...
Yang mana kisahnya diceritakan dalam Firman ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala:
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya,,kemudian DIA perlihatkan kepada malaikat seraya Berfirman,,“Sebutkan kepada-Ku semua nama (benda) ini,,jika kamu yang benar...!” Mereka menjawab “Maha Suci Engkau,,tidak ada yang kami ketahui selain yang Engkau ajarkan kepada kami...Sungguh,,Engkaulah Maha Pengetahui,,Maha Bijaksana”...
DIA (ALLAH) Berfirman,,“Wahai Adam...! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu...!” Setalah dia (adam) menyebutkan nama-namanya,,DIA Berfirman,,“Bukankah telah AKU katakan kepadamu bahwa AKU mengetahui rahasia langit dan bumi dan AKU mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan...”"
(QS.Al-Baqarah :31-33)
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa menuntut ilmu adalah sebagian kewajiban dari tiap" manusia khususnya orang yang beriman. Dan menuntut ilmu wajib dengan guru-guru yang sanad ilmunya sampai kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam...
Kriteria orang berlimu dibagi menjadi tiga yaitu muqallid,,muttabi’,,mujtahid. Orang" ini merupakan orang-orang yang berilmu tetapi berbeda tingkatannya.
Muqallid adalah orang yang ilmunya sedikit,,dia adalah yang mengikuti ulama tanpa tahu dalil atau dasar dari suatu hujjah-nya itu. Sebagai orang yang muqallid dia harus belajar dan bila ada kerancuan hukum dia belum boleh berfatwa...
Muttabi’ adalah orang yang berlimu dan masih menuntut ilmu. Kelebihan muttabi’ adalah dia mengikuti ulama tetapi dia tahu dalil" yang membuat dia tertuju kepada satu ulama tertentu dengan yakin...
Mujtahid adalah orang yang mendalam ilmunya dan jika ada hukum yang masih rancu maka diharuskan seorang mujtahid ini mengeluarkan fatwanya. Tidak menutup kemungkinan seorang yang muqallid mengeluarkan fatwa" jika ada suatu hukum yang baru...
Muqallid tersebut harus menuntut ilmu dengan giat melalui guru" yang berkompeten di tiap-tiap bidangnya. Seorang yang berilmu harusnya memiliki Adab" yang secara dzahir yang mencerminkan ilmunya...
Adab" tersebut adalah sebuah pantangan bagi seorang yang berilmu untuk dilanggarnya demi kesempurnaan ilmunya dan demi ke-Ridhaan ALLAH atas ilmu yang dia miliki...
Lantas apa saja Adab" yang harus dimiliki oleh orang yang berilmu...?
1.Jangan menyombongkan diri...
Seseorang yang menyombongkan diri karena keluasan ilmunya adalah salah besar...
ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:
“Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan sombong,,karena sesungguhnya engkau tidak akan bisa menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang seperti gunung...”
(QS.Al-Isra :37)
ALLAH memberikan sindiran kepada orang-orang yang sombong. Sombong dalam HARTA,,TAHTA atau pun dalam hal memiliki ILMU...
Terbesit jelas apa yang tersirat dalam ayat tersebut,,bahwa bagi orang-orang yang sombong dengan hal yang dimilikinya pasti ada yang lebih dari apa yang mereka sombongkan. Maka dari itu mereka yang menyombongkan ilmu yang mereka miliki,,mereka tidak akan mampu menjulang seperti gunung...
2.Menjaga Ilmunya...
“Bencana orang berilmu adalah lupa dan membicarakan dengan yang bukan ahlinya...”
(Ibnu Abu Syaibah)
Sungguh benar-benar merugi orang-orang yang tidak menjaga ilmunya. Itu menjadi sebuah bencana bagi para penuntut ilmu,,mereka mencari ilmu dengan susah payah namun mereka lupa akan ilmu-ilmunya...
Ada beberapa kiat-kiat untuk menjaga ilmunya,,yaitu:
Pertama,,Menulis...
Ilmu yang tidak ditulis bagaikan unta di padang pasir,,unta tersebut jika sudah lepas sangat mudah untuk hilang. Itulah ilmu yang diibaratkan dengan unta lepas. Dia akan mudah lupa jika tidak diikat dengan tulisan dan setelah lupa tidak ada lagi yang harus di ingat karena tidak ada lagi yang membekas baik di fikiran mau pun di tulisan. Maka sangat penting ilmu itu ditulis,,sebagai bahan muroja’ah atau pun sebagai bahan untuk mengajarkannya kepada orang lain...
Kedua,,Muroja’ah...
Muroja’ah menjadi sangat penting sebagai kiat untuk menjadikan terjaganya ilmu yang dihafal. Muroja’ah juga bisa sebagai metode untuk mengkoreksi jika ada hal yang kurang dalam ilmu-ilmu yang didapat. Sedikit kisah tentang Imam Bukhari,,ia seorang imam besar perawi hadist-hadist yang sahih. Setiap setelah beliau belajar dengan seorang guru,,beliau selalu mencatat dan me-muroja’ah ilmunya di rumah. Ini adalah tanda keteladanan seorang yang berilmu. Dia giat dan selalu bersemangat dalam menuntut ilmu...
3.Mengamalkan...
Semaksimal tingkatan seorang yang berilmu adalah mengamalkannya. Sungguh orang yang menagamalkan ilmunya dia sungguh telah benar-benar menjaga ilmunya. Menjaga ilmunya dari kepunahan,,karena akan dikaji oleh murid-muridnya. Sekaligus amal jariyah bagi yang mengamalkan ilmunya,,Sebagaimana yang dikatakan dalam Hadist:
“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu sodaqoh jariyah,,ilmu yang bermanfaat/diamalkan dan anak yang shaleh...”
(HR.Muslim no.1631)
4.Amanah dalam menyampaikan...
Seorang yang berilmu dilihat dari cara menyampaikan ilmunya dia harus amanah. Sesuai dengan apa yang diterima dari guru-gurunya yang terdahulu. Bukan hanya dengan kepentingan hawa Nafsunya Saja. Dia Menafsirkan Sendiri dengan Keterbatasan Ilmunya dalam bidang tertentu. Sifat amanah dalam menyampaikan ini menjadi tolak ukur para ulama dalam menentukan bahwa dia berilmu atau tidak berilmu...
Sebagai contoh adalah bagaimana terciptanya hadist-hadist yang muttawatir dan sahih. Di mana para perawi hadist tersebut adalah orang-orang yang kesehariannya sangat amanah dan zuhud,,maka terciptalah hadist yang bisa dijadikan hukum. Dan jika salah seorang dari perawi hadist tersebut tidak amanah maka bisa disimpulkan bahwa hadist dari perawi tersebut tidak bisa dijadikan hujjah untuk menentukan hukum...
5.Lemah lembut dalam menyampaikan...
Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an: ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:
“Maka berkat Rahmat ALLAH engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar,,tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu…”
(QS.Ali-Imran :159)
Dalam tafsir ibnu katsir menjelaskan bahwa ALLAH telah merahmatkan kepada Rasul-Nya hati yang lemah lembut sehingga umatnya menerima dengan apa yang dikatakan oleh Rasul-Nya. Maka umatnya tersebut menaatinya menjauhi yang mungkar dan mendekati yang ma’ruf...
ALLAH juga menjadikan tutur kata Nabi Muhammad terasa sejuk dan lembut sehingga umatnya betah berlama-lama dengan Nabi Muhammad. Apa yang disebutkan diatas adalah beberapa contoh bagi orang-orang yang berilmu jika ingin mengamalkan ilmunya dengan cara Lemah Lembut...
Itu sangat menentukan kualitas ilmu seseorang. Karena orang yang berilmu tahu Lemah Lembut adalah cara bagaimana sampainya ilmu kepada penuntut ilmunya,,Bukan Malah Sebaliknya Berkata/Berlaku Kasar dan Merendahkan kepada penuntut ilmunya.
Semoga bermanfaat
Sumber: DAKWAH ISLAM
0 Response to "ADAB ORANG BERILMU"
Post a Comment