-->

Rasa Malu: Penghalang Maksiat dan Pelindung dari Murka Allah

Dalam ajaran Islam, rasa malu merupakan salah satu sifat yang sangat dianjurkan. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

"Barangsiapa yang merasa malu dikala ia hendak melakukan maksiat, Allah pun malu untuk menimpakan hukuman kepadanya pada hari dia bertemu dengan-Nya. Sebaliknya, siapa saja yang tidak merasa malu untuk bermaksiat kepada-Nya, Allah juga tidak akan malu untuk menghukumnya." (Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' 1/170)

1. Rasa Malu sebagai Benteng Diri

Rasa malu dalam Islam bukanlah sesuatu yang negatif, melainkan perisai yang menjaga seorang hamba dari berbuat dosa. Ketika seseorang memiliki rasa malu, ia akan berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Sifat ini akan menjadi penjaga dari perbuatan maksiat yang bisa menjerumuskannya ke dalam kebinasaan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Malu itu adalah sebagian dari iman." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa rasa malu bukan hanya sebatas norma sosial, tetapi juga bagian dari iman seseorang.

2. Malu kepada Allah, Bukan Hanya kepada Manusia

Banyak orang yang merasa malu ketika ketahuan berbuat salah di hadapan manusia, tetapi tidak merasa malu ketika berbuat dosa di hadapan Allah. Padahal, Allah Maha Melihat segala sesuatu, baik yang tersembunyi maupun yang nyata. Seharusnya, rasa malu kepada Allah lebih besar dibandingkan rasa malu kepada manusia.

Seorang mukmin sejati akan selalu mengingat bahwa Allah senantiasa mengawasinya, sehingga ia merasa segan untuk melakukan hal-hal yang tidak diridhai-Nya. Inilah bentuk malu yang sejati, yang menjadikan seseorang lebih berhati-hati dalam bertindak.

3. Akibat Tidak Punya Rasa Malu

Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki rasa malu, ia akan dengan mudah melakukan dosa tanpa rasa bersalah. Ia merasa bebas melakukan apapun tanpa takut kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Jika engkau tidak malu, maka lakukanlah sesukamu." (HR. Bukhari)

Hadis ini bukan berarti membolehkan seseorang melakukan apa saja, tetapi sebagai peringatan bahwa hilangnya rasa malu akan membuka pintu maksiat tanpa batas.

4. Bagaimana Menumbuhkan Rasa Malu kepada Allah?

Agar selalu memiliki rasa malu kepada Allah, seorang Muslim bisa melakukan beberapa hal berikut:
Mengingat bahwa Allah selalu melihat setiap perbuatan, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan.

Menjaga ibadah dan kedekatan dengan Allah agar hati menjadi lebih sensitif terhadap dosa.
Berteman dengan orang-orang saleh yang selalu mengingatkan dalam kebaikan.

Baca Juga

Merenungkan akibat dari dosa di dunia dan akhirat.

Kesimpulan

Rasa malu adalah benteng yang melindungi seseorang dari maksiat dan mendekatkannya kepada Allah. Barangsiapa yang memiliki rasa malu, Allah pun akan merahmatinya dan menahan hukuman-Nya. Namun, bagi yang tidak memiliki rasa malu dan terus menerjang larangan-Nya, Allah pun tidak akan segan untuk menghukumnya.

Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa menjaga rasa malu dan selalu berusaha menjauhi maksiat. Aamiin. 🤲✨

Related Posts

0 Response to "Rasa Malu: Penghalang Maksiat dan Pelindung dari Murka Allah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel