-->

Tertipu

Ingatlah wahai orang yang tertipu bahwa Allah akan memberi hukuman untuk orang yang berbuat maksiat.

Wahai orang yang tertipu dengan maksiat, Mereka terus bermaksiat tapi yakin Allah mengampuni.
Wahai orang yang tertipu dengan prasangka, Mereka mengharap pahala dari Allah, sementara mereka tidak beramal.
Wahai orang yang tertipu dengan angan-angan, Mereka punya angan-angan, kecil bermain ria, muda foya-foya, mati masuk surga.
Wahai orang yang tertipu bagaimana engkau meyakini Allah akan mengampuni, sementara engkau tetap bertahan dalam kubangan maksiat. Ingatlah wahai orang yang tertipu bahwa Allah akan memberi hukuman untuk orang yang berbuat maksiat.

Ibnul Qoyim mengatakan,

"Sangat jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tertipu). Husnudzan kepada Allah yang mendorong dirinya untuk beramal, menggiringnya beramal, maka ini husnudzan yang benar. Namun jika husnudzan menyebabkan dirinya menjadi pengangguran, atau bahkan tenggelam dalam maksiat, ini ghurur (tertipu). Karena husnudzan adalah membangun harapan. Siapa yang harapannya menyebabkan dirinya semakin taat dan menjauhi maksiat, ini harapan yang benar. Sebaliknya, jika penganggurannya menjadi harapan dan harapannya menyebabkan dia pengagguran dan pelanggaran syariat, maka ini tertipu."
(al-Jawab al-Kafi, hlm. 24).

Orang yang tertipu itu, ketika diingatkan untuk meninggalkan maksiat, dia tidak mau meninggalkannya dan beralasan Allah Maha Pengampun, pasti akan mengampuni semua dosa hamba-Nya. Orang yang tertipu itu, tidak mau beramal, karena meyakini Allah tidak akan menerima amalnya.

Orang yang tertipu itu, tidak mau berubah menjadi baik, karena anggapan Allah tidak akan menerima taubatnya. Betapa banyak wanita yang tidak mau berjilbab, dengan alasan, dirinya kotor, tidak pantas jadi wanita solihah. Dia telah tertipu dan dia telah suudzan kepada Allah. Karena dia putus asa dengan rahmat Allah.

Allah berfirman,

"Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.."
(QS. Yusuf: 87).

Wahai orang yang tertipu, ketahuilah bahwa orang kafir tidak punya harapan untuk mendapat rahmat Allah, karena mereka kafir. Karena itu, wahai orang yang tertipu janganlah meniru orang kafir, yang pupus harapan untuk mendapat rahmat dari Allah. Kembalilah kepada Allah sekarang tanpa tapi tanpa nanti.

Menunda-nunda Taubat

Sebagian orang memiliki angan-angan panjang. Beralasan karena masih muda, karena masih sehat, merasa tidak butuh dan tidak memiliki waktu untuk duduk merenung, tersibukkan dengan keluarga dan lain sebagainya. Menunda-nunda taubat adalah perangkap iblis yang paling berkesan agar manusia terhalang dari taubat dan meninggalkan ketaatan.

Perangkap syaitan halus, dia tidak menyuruh manusia supaya jangan langsung berbuat baik, tetapi dia membisikkan kepada manusia agar menunggu untuk melakukan kebaikan pada esok, lusa, minggu depan, tahun depan, sehingga akhirnya tiba ajal dan tidak sempat lagi untuk berbuat apa-apa.

Allah menjelaskannya dalam firman-Nya,

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) lalu berkata: “Bukankah kami dulu bersama-sama dengan kalian?” Orang-orang mukmin menjawab: “Benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri dan kalian menunggu dan kalian ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kalian telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.”
(QS.Al Hadid: 14)

Berkata Ibnu Abbas rahimahullah yang dimaksudkan dengan firman Allah

“dan kalian menunggu” adalah menangguh-nangguh untuk bertaubat, “serta kalian ditipu oleh angan-angan kosong” iaitu dengan menunda-nunda untuk beramal soleh, “sehingga datanglah ketetapan Allah”, iaitu kematian.
(Lihat Syu’ab Al-Iman)
[Al-Munȃfiqȗn/63: 9]

Sumber: MHI

0 Response to "Tertipu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel